Salam Damai Kristus,

Sebuah kontribusi para mantan frater, pastor, suster, bruder, dll bagi pembangunan kehidupan bersama yang lebih baik. Kirimkan artikel apa saja yang mau ditampilkan pada blog ini ke email: mantan.frater09@gmail.com Atas kunjungannya, terima kasih.

Selasa, 19 Mei 2009

MENGENAL GEREJA KATOLIK

Semoga artikel ini bermanfaat bagi publik. Salam

Pengertian Gereja Katolik

Istilah “gereja” dalam Kitab Suci adalah “ekklesia” (dari kata kerja Yunani, ekkalein, memanggil keluar, bahasa Perancisnya “église” yang berarti “pertemuan rakyat”, terutama yang bersifat religius.

Dewasa ini pengertian “gereja” dalam masyarakat Katolik (Katolik = umum, lintas suku dan bangsa) bisa mengacu pada dua pemahaman. Pemahaman pertama gereja dimana “g” huruf kecil mengacu pada rumah ibadah. Pemahaman ke-dua dengan Gereja dimana “G” huruf besar mengacu pada umat yang Allah himpun dari seluruh dunia. Gereja adalah seluruh anggota umat Allah yang sudah dibabtis dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus.

Dalam tulisan ini, Gereja yang dimaksudkan adalah umat yang dikumpulkan Allah dari segala ujung bumi. Kerapkali juga Ge-reja digambarkan sebagai bangunan Allah (1Kor 3:9). Lebih eksplisit lagi, Gereja digambarkan sebagai kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus (Yoh 10:1-10). Gereja juga merupakan kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan (Yes 40:11), akan digembalakan oleh Allah sendiri. Gereja itu tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri. Itulah sebabnya Gereja disebut juga perhimpunan para pengikut Kristus.

Asal, Pembentukan dan Perutusan Gereja


Gereja dapat dipahami secara lebih mendalam dengan mencoba merenungkan asalnya dalam keputusan Tritunggal Mahakudus dan pelaksana-annya secara bertahap dalam sejarah keselamatan umat manusia.

Gereja ada sebagai hasil keputusan kebijasanaan serta kebaikan hati Bapa. Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman kepada Kris-tus dalam Gereja kudus. Himpunan umat Allah tersebut dibentuk dan direalisasikan sesuai dengan pertimbangan Bapa langkah demi langkah dalam peredaran sejarah umat manusia. Gereja didirikan pada jaman terakhir, ditampilkan berkat pencurahan Roh dan akan disempurnakan pada akhir jaman (Bdk. LG 2).

Persiapan pembentukan Gereja dimulai dari pemilihan umat Israel sebagai umat Allah (Bdk. Kel 19:5-6; Ul 7:6). Selanjutnya, Allah Bapa mengutus PuteraNya Yesus Kris-tus untuk melaksanakan rencana keselamatan Bapa dalam kepenuhan waktu (Bdk. LG 3; AG 3). Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus mendirikan Kerajaan surga di dunia. Gereja adalah “Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri” (LG 3). Pembentukan Gereja oleh Kristus muncul terutama karena penyerahan diri Kristus secara menyeluruh untuk keselamatan kita, yang didahului dalam penciptaan Ekaristi dan direalisasikan pada kayu salib. “Permulaan dan pertumbuhan itulah yang ditandakan dengan darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang terluka di kayu salib” (LG 3). Seperti Hawa dibentuk rusuk Adam yang sedang tidur, demikian Gereja dilahirkan dari hati tertembus Kristus yang mati di salib (Bdk. Santo Ambrosius, Luc.II, 85-89).

Akhirnya, “sesuai tugas, yang diberikan Bapa kepada Putera untuk ditunaikan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, agar ia senantiasa menyucikan Gereja” (LG 4). Ketika itu “Gereja ditampilkan secara terbuka di depan khalayak ramai dan dimulailah penyebaran Injil di antara bangsa-bangsa melalui pewartaan” (AG 4).

Melihat asalnya, Gereja dipersiapkan oleh Allah Bapa, didirikan oleh Yesus Kristus, dinyatakan oleh Roh Kudus, maka Gereja membawa misi yaitu menghadirkan dan mewartakan Kerajaan Allah, Kerajaan Cinta Kasih di tengah semua bangsa.

Gereja Semesta (Universal)


“Gereja semesta” terdiri dari dua kata. Kata “Gereja” adalah himpunan umat Allah. “Semesta” berasal dari bahasa Sansekerta, artinya “seluruh”. Dalam bahasa Latin, universun, Bahasa Inggeris, universal keduanya berarti semesta atau atau keseluruhan. Jadi “Gereja semesta” adalah himpunanumat Allah secara keseluruhan yang ada di penjuru dunia.

Secara nyata, pengertian Gereja semesta/ universal adalah seluruh Gereja Katolik yang mengakui Sri Paus, Uskup Gereja Roma dan pengganti Petrus, Wakil Kristus, sebagai Gembala Universal di dunia. Sri Paus bersama Dewannya diakui sebagai pemegang kuasa jabatan, tertinggi, penuh, langsung dan universal (Bdk Kan. 331). Maka dari itu, karena selaku gembala semua orang beriman ia diutus, untuk mengusahakan kesejahteraan bersama Gereja semesta/ universal maupun kesejahteraan Gereja ma-sing-masing, ia memperoleh primat kuasa atas semua Gereja.

Gereja Partikular


“Gereja partikular” maksudnya ialah Gereja-gereja keuskupan yang tersebar di seluruh dunia. Keuskupan merupakan bagian dari umat Allah, yang dipercayakan kepada seorang Uskup untuk digembalakan dalam kerja sama dengan para imam (pastor) (Bdk. Kan 126).

Gereja-gereja partikular/keuskupan hanya bisa berdiri secara legitim, menurut hukum sendiri mempunyai badan hukum dan atas kuasa pemegang otoritas tertinggi Gereja yaitu Sri Paus di Roma.

Gereja partikular/ keuskupan masih memiliki bagian-bagian yang ter-pisah yaitu paroki-paroki. Semuanya tetap berada dalam kesatuan Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik dan aportolikSuatu Gereja keuskupan dikepalai oleh seorang uskup, yang berdasarkan penetapan ilahi adalah pengganti-pengganti para Rasul lewat Roh Kudus yang dianuge-rahkan kepadanya. Para uskup di setiap keuskupan diangkat menjadi gembala-gembala dalam Gereja agar mereka sendiri menjadi gembala-gembala dalam Gereja agar mereka sendiri menjadi guru dalam ajaran, imam dalam Ibadat suci dan pelayan dalam kepemimpinan (Bdk Kan. 375).


Susunan Hirarkis Gereja


Secara harafiah “su-sunan” berasal dari kata kerja “menyusun” berarti meletakkan satu di atas yang lain. Sebagai kata benda yaitu “susunan” berarti satu terletak di atas yang lain. “Hirarkis” pada kata bendanya hirarki berasal dari bahasa Yunani yaitu hieros = su-ci ; arche = peraturan, kuasa, jabatan. Hirarki berarti orang yang mempunyai kuasa/ jabatan suci untuk mengatur atau memimpin, dalam hal ini, jabatan pemimpin/ dalam Gereja Katolik.

Secara konkrit dii lapangan, susunan hirarkis Gereja adalah struktur kepemimpinan, kuasa, jabat an Gereja mulai dari tingkat paling tinggi hingga pada tingkat paling redah di seantero dunia.

Susunan hirarkis Gere-ja Katolik tertata secara kokoh dan rapi mulai dari otoritas tertinggi hingga paling rendah yaitu Sri Paus, Uskup Roma – Dewan Para Uskup, Kardinal – Kuria Romawi – Duta Paus – Uskup (Gereja Partikular) – I-mam/ Pastor (Gereja Pa-roki).

Peranan Gereja dalam Dunia Jaman Sekarang


Gereja berasal dari cinta kasih Bapa yang kekal, didirikan oleh Kristus Penebus dalam kurun waktu, dan dihimpun dalam Roh Kudus. Gereja mempunyai tujuan penyelamatan dan eskatologis, yang hanya dapat ter-capai sepenuhnya di jaman yang akan datang. Adapun Gereja sudah hadir di dunia ini, para anggotanya adalah orang-orang yang termasuk warga masyarakat dunia. Semua anggotanya di-panggil supaya sejak sejarah manusia sudah membentuk keluarga putera-puteri Allah, yang terus menerus harus berkembang hingga kedatangan Tuhan (Bdk. GS. 40).

Dengan tujuan penyel-matan umat manusia, Gereja sangat menghargai martabat pribadi manusia, masyarakat manusia dan makna kegiatan manusia sendiri. Sikap tersebut menjadi dasar hubungan Gereja dengan dunia dan landasan bagi dialog timbal-balik antara keduanya.

Pada era globalisasi sekarang, manusia sedang berusaha mengembangkan kepribadiannya secara lebih penuh dan semakin mengenal serta menegakkan hak-haknya demi kebahagiaannya. Pada era yang sama pula, berbagai kemajuan hasil karya manusia, misalnya ilmu dan tekhnologi, tekhnologi informasi khususnya membantu manu-sia dalam menggapai kebahagiaannya. Meskipun demikian, tidak sedikit manusia menjadi korban marjinalisasi, penindasan dan eksploitasi karena ulah manu-sia mengakibatkan kebahagiaan sejati semakin sulit dicapai. Belum lagi bencana gempa dan Tsunami terdahsyat pada 26 Desember 2004, berbagai bencana banjir, bahaya bom terorisme, aneka penyakit berbahaya, dan merajalelanya obat-obat terlarang di tengah masya-rakat dunia, ikut membawa manusia ke dalam ruang hampa, ketakutan, kegetiran, penderitaan dan trauma hidup yang mendalam.

Adapun Gereja, yang hadir di dunia, turut serta merasakan dan mengalami sukacita dan duka cita dunia. Gereja hadir untuk menyiarkan misteri Allah. Gereja hadir untuk menyingkapkan kepada manusia makna keberadaannya sendiri yaitu kebenaran yang paling mendalam tentang jati diri manusia. Sesungguhnya Gereja menyadari, bahwa hanya Allah yang diabdinyalah yang dapat memenuhi keinginan-keinginan ha-ti manusia yang mendalam, dan tidak pernah akan mencapai kebahagiaan se-penuhnya dengan apa saja yang disajikan oleh dunia.


Hubungan Gereja Katolik dengan Gereja Terpisah


Sejak awal mula Gereja Allah itu adalah satu kesatuan utuh. Namun dalam perjalanan sejarah, dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu telah timbul perpecahan (1Kor 11:18-19), yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang telah dihukum (1Kor 1:11; 11:22). Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkandari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik, kadang-kadang bukannya tanpa kesalahan kedua belah pihak (Bdk. UR 3).

Tetapi mereka yang memisahkan diri dan dibesarkan dalam iman akan Kristus tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena membentuk jemaat sendiri. Gereja Katolik merangkul mereka dengan sikap penuh hormat dan cinta kasih (Bdk UR. 3).

Memang karena bermacam-macam perbedaan antara mereka dengan Gereja Katolik misalnya, perihal ajaran, tata tertib dan tata-susunan hirarkis Gereja. Gerekan ekumenis (gerakan melakukan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk mendukung kesatuan Kristen) dibentuk untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada. Meskipun banyak perbedaan, namun ada satu hal yang mempersatukan yaitu keduanya menyandang gelar nama pengikut Kristus.

Hubungan Gereja Katolik dengan Agama-agama Bukan Kristen


Dalam tugasnya mengembangkan kesatuan dan cinta kasih antar manusia, bahkan antar bangsa, Gereja mendorong semua untuk bekerja bersama-sama menghadapi aneka tantangan kehidupan manusia.


Sebab semua bangsa dan umat manusia terdiri dari aneka agama dan keyakinan seperti agama Hindu, Budha, Yahudi, Islam Konghucu, Sinto dan aneka aliran kepercayaan merupakan satu sebagai masyarakat dunia. Yang mengejar kesempurnaan dan kebahagiaan sejati pada Satu Ada tertinggi. Menurut keyakinan Gereja Katolik, Allah meng-hendaki segenap umat manusia selamat dan bahagia. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir takni Allah, Ada tertinggi, yang penyelenggaraanNya, bukti-bukti kebaikanNya dan rencanaNya meliputi semua orang (Keb 8:1; Kis 14:17; Rom 2:6-7); (Bdk pula NA. 1).


Jadi hubungan Gereja Katolik dengan agama-agama bukan Kristiani adalah hubungan dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama untuk mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai sosio-budaya yang terdapat pada masing-masing agama (Bdk NA. 2).


Penutup


Gereja merupakan himpunan umat Allah di dunia untuk menghadirkan Kerajaan Cinta Kasih. Gereja dengan penuh hormat dan cinta kasih mengajak semua orang, bangsa, agama yang berkehendak baik untuk mengejar kebahagiaan sejati manusia dan bekerja bersama-sama memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia pula.

Buku acuan:
1. Kitab Suci , Lembaga Aikitab Indonesia, Jakarta 2002
2. Kitab Hukum Kanonik, Sekretariat KWI, Obor : Jakarta, 1991
3. Dokumen Konsili Vatikan II, Dokpen KWI, Obor : Jakarta, 1993
4. Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995
5. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Jain, Sinar Harapan: Jakarta 2001

Selasa, 12 Mei 2009

10 Program “HARI INI” untuk Mencapai Kebahagiaan Hidup

Sepuluh Program “HARI INI” saya kutip dari buku Dale Carnegie yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia”, Gramedia: Jakarta, 1995. Dale Carnegie sendiri mengutip dari tulisan Sibyl F. Partridge.

1. Hari ini saya bertekad bahagia. Ini membuktikan, bahwa apa yang dikatakan Abraham Lincoln, benar. Ia berkata, “Kebanyakan orang berbahagia bila ia menghendaki bahagia dalam pikirannya”. Kebahagiaan berasal dari dalam, dari manusia sendiri, bukan dari luar.

2. Hari ini saya mau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada, dan tidak menuruti kemauan saya seenaknya sendiri. Saya akan menyesuaikan diri saya dengan keluarga saya saya, pekerjaan dan nasib saya.

3. Hari ini saya mau memelihara badan saya sebaik-baiknya. Saya akan merawatnya, menjaganya, mengembangkannya dan tidak menyalahgunakan atau melalaikannya, sehingga badan menjadi “mesin” yang sempurna untuk membahagiakan hidup saya.

4. Hari ini saya mau memperkuat pikiran saya. Saya akan mempelajari sesuatu yang berguna. Saya tidak akan jadi orang berjiwa lemah. Saya akan membaca sesuatu yang menuntut usaha, pikiran dan konsenterasi.

5. Hari ini saya mau melatih jiwa saya dengan tiga cara. Saya akan berbuat baik terhadap orang lain dan tidak akan berprasangka buruk serta mencari kekurangan-kekurangan mereka. Saya akan berlatih melakukan paling sedikit dua hal seperti yang disarankan oleh William James: “ Banyak hal yang kita sebut sebagai kejahatan dan kemalangan … seringkali dapat diubah menjadi kebaikan dan kebruntungan, hanya dengan jalan mengubah sedikit saja sikap batin si penderita dari rasa takut menjadi semangat berjuang”.

6. Hari ini saya mau bersikap wajar. Saya akan bertingkah wajar, apa adanya. Saya akan berdandan sepantas mungkin dan serapi-rapinya. Saya akan berbicara pelan, bertindak sopan dan bersikap rendah hati. Saya tidak akan mengkritik atau mencari-cari kesalahan orang lain dan tidak akan mengatur atau memperbaiki orang lain.

7. Hari ini saya mau berusaha hidup untuk hari ini saja. Saya tidak akan menangani dan menyelesaikan semua persoalan hidup sekaligus. Hal-hal yang dapat saya selesaikan selama waktu 12 jam ini akan saya bereskan semua, sebab kalau saya biarkan terus, akibatnya akan mengerikan sekali.

8. Hari ini saya mau membuat rencana. Apa-apa yang akan saya kerjakan tiap jamnya saya tulis di atas kertas. Saya tidak akan mengikuti rencana tersebut persis seperti yang telah tertulis, tapi pokoknya saya memiliki rencana tersebut. Dengan rencana ini, ada dua hal yang dapat saya hindarkan, yakni terburu-buru dan kebimbingan.

9. Hari ini saya mau meluangkan waktu barang waktu setengah jam untuk beristirahat dan santai. Dalam waktu setengah jam tersebut saya antara lain akan memikirkan tentang Tuhan, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai makna hidup saya.

10. Hari ini saya tidak mau merasa takut, terutama tidak mau takut untuk berbahagia, untuk menikmati yang indah, untuk mencintai, dan meyakini bahwa yang saya cintai juga akan mencintai saya.

--000-

Minggu, 10 Mei 2009

HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS

Perayaan hari kenaikan Yesus Kristus pada tahun 2009 ini diadakan pada tanggal 21 Mei 2009. Bacaan yang diambil dari Markus 16:15-20, seperti dalam kisah berikut ini:

[“Sesudah kebangkitanNya, Yesus berkata kepada mereka (para murid): ‘Pergilah ke eluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”]

Ascension - Peristiwa Yesus yang bangkit “naik” ke surga masuk ke dalam kemuliaan yang utuh dan penuh “di sebelah kanan Bapa”. Ia menjadi Pengantara bagi kita dan menjalankan pemerintahanNya atas seluruh jagat raya (lih. DS 10-30; 189). Kenaikan sebagai penampakan terakhir Kristus yang bangkit (kecuali penampakan khusus kepada Paulus) merupakan awal kehadiran Kristus secara baru melalui Roh Kudus, yaitu (dalam) Gereja dengan tugas perutusan untuk mewartakan Injil ke seluruh bumi. Kedua rahasia iman ini pada mulanya dirayakan bersama pada hari Pentekosta, tetapi sekitar tahun 370 pesta Kenaikan ini ditetapkan empat puluh hari sesudah Paska (Kis 1:3). Sumber: Kamus Teologi, Gerard O'Collins & Edward G Farrugia, Kanisius, Yogyakarta, 1996

Martir atau Mati Syahid dalam Kristen Katolik

Martyr – (Yun. ‘saksi’). Orang yang rela menderita dan mati karena iman dan cintanya kepada Kristus (LG 50). DalamInjil St. Yohanes istilah ini dipakai untuk menyebut kesaksian Bapa bagi Putra (Yoh 5:37), kesaksian yang diberikan oleh Yesus (Yoh. 3:1-12), dan kesaksian Yohanes Pembaptis (Yoh 1:6-8,15,19-36; 3:22-30; 5:33). Para Rasul dan orang-orang Kristiani lainnya memberikan kesaksian tentang kebenaran (Luk 24:48; Kis 1:8,22).

Dalam perkembangan selanjutnya martir dipakai untuk menyebut orang yang menderita dan mati demi kesaksian mereka (Kis 22:20; Why 12:11). Kematian Yesus Kristus sendiri dilihat sebagai contoh utama kemartiran (lih. Kis 1:5; 3:14). Penganiayaan terhadap orang Kristiani dilakukan secara besar-besaran dan terencana di bawah pemerintahan kaisar Septimius Severus (202-203), Decius (249-250), dan Valerianus (257-258). Penganiayaan di Roma memuncak dalam pemerintahan Diocletianus dan Galerius sejak tahun 303 dan baru berakhir setelah kemenangan Konstantinus Agung pada tahun 312.


Orang-orang Kristiani pertama yang dihormati sebagai santo dan santa adalah para martir. Kapel yang didirikan di atas makam mereka disebut martyrion, yang dikunjungi khususnya pada hari kelahirannya atau pada hari ketika mereka lahir kembali di surga melalui kemartirannya. Sejak awal Gereja memahami kemartiran sebagai “baptisan darah”, yang dapat menggantikan sakramen baptis. Martirologi adalah buku liturgi yang berisi nama para martir dan para kudus yang lain, yang didaftar menurut hari kematian mereka. Pada zaman modern ini juga ada banyak martir di Afrika, Amerika, Asia, Oseania, Eropa. Mereka menderita dan dibunuh karena kesetiakawanan dan perjuangan mereka bagi dan bersama orang-orang yang menderita. (lih. Yoh 15;13)


Kamis, 07 Mei 2009

TANYA JAWAB SEPUTAR HIRARKI, LITURGI, KEBIASAAN PERIBADATAN, TEMPAT IBADAT DAN ZIARAH DALAM GEREJA KATOLIK

TANYA JAWAB SEPUTAR HIRARKI, LITURGI, KEBIASAAN PERIBADATAN, TEMPAT IBADAT DAN ZIARAH DALAM GEREJA KATOLIK

Ternyata ....... Hidup ini sederhana

That's why ..... DON'T BE too calculative in life.Ternyata...
Hidup Ini Sederhana...Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalamtong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkanpekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah,cukup memelihara kebiasaan yang baik .

---- 000 -----

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda.Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini jugamembersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambilsepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untukmenjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikitsaja.

---- 000 -----
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibumenjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidakmarah-marah. " Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanyaperlu tidak marah-marah .

---- 000 -----

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannyaberkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akantumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku,tapi aku sedang membina anakku." Ternyata membina seorang anak sangat mudah,cukup membiarkan dia rajin bekerja .

---- 000-----

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:"Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimanacara mencarinya?"Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yangcekung ke dalam."Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatihmemberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujungrumput sebelah sini hingga kerumput sebelah sana ."Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang,cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahapsecara berurutan, jangan meloncat-loncat.

---- 000 -----

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yangtinggal di pinggir jalan:"Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa,malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjengukkatak "pinggir jalan"dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobilyang lewat.Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri,cukup hindari kemalasan saja.

---- 000 -----
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir,semua berjalan dengan berat, sangat menderita,hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaansaya sedikit."Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan,cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Rabu, 06 Mei 2009

DOA YANG DIINTERUPSI TUHAN

Bapa di surga… YA..?
Jangan menyela Aku sedang berdoa. TAPI KAMU MEMANGGIL-KU. .

Memanggil-MU? Aku tidak memanggil-MU... Aku sedang berdoa.. Bapa di surga… NAH, KAMU MELAKUKANNYA LAGI..

Melakukan apa? MEMANGGIL-KU, KAMU BILANG “BAPA DI SURGA..” AKU DISINI.. APA YANG ADA DALAM BENAKMU?

Lho aku tidak bermaksud apa-apa kok. Aku kan cuma sekedar mengudapkan doa malamku, Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.. OH..BAIKLAH. TERUSKAN…

Aku mengucap syukur atas segala berkat-MU SEBENTAR, SEBERAPA BESAR RASA SYUKURMU?

Apa? BERAPA BESAR RASA SYUKURMU ATAS SEGALA BERKAT-KU? Aku..yah..aku tidak tau.. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa?

Begitulah mereka mengajarku berdoa. OH..BAIKLAH. TERUSKAN..

Teruskan? YA..TERUSKAN DOAMU..

Oh ya..berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita.. APAKAH KAMU BERSUNGGUH-SUNGGUH?

Ya tentu saja…. APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN UNTUK ITU?

Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada. Kurasa..aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau berkuasa atas segala sesuatu disini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita. APAKAH AKU BERKUASA ATASMU?

Hmm…aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak… BUKAN ITU YANG AKU MINTA BAGAIMANA DENGAN TINGKAH LAKUMU? TEMAN-TEMANMU DAN JUGA KELUARGAMU MENDERITA KARENA ULAHMU.. JUGA CARAMU MEMBOROSKAN UANG..SEMUANYA HANYA UNTUK KEPENTINGAN DIRIMU SENDIRI SAJA. DAN BAGAIMANA DENGAN BUKU-BUKU YANG KAMU BACA?

Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja serip minggu. AH..MAAF. AKU PIKIR ENGKAU MEMINTA-KU UNTUK MEREKA YANG BERKEKURANGAN AGAR HAL ITU TERJADI, AKU PERLU BANTUAN DARI MEREKA YANG MEMINTANYA… SEPERTI KAMU MISALNYA…

Tolong Bapa…Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya. Berkatilah para misionaris-MU agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.. MAKSUDMU ORANG-ORANG SEPERTI DION? Dion? YA..ANAK YANG TINGGAL DI UJUNG JALAN ITU?

Dion..tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukkan, dan tidak pernah ke gereja.. PERNAHKAH KAMU MELIHAT KE DALAM HATINYA?

Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin…? AKU MELIHATNYA. HATINYA ADALAH SALAH SATU DARI HATI YANG PALING PEDIH DAN MENDERITA.

Baiklah kiranya Engkau mengutus misionaris-MU ke sana, ya Tuhan.. BUKANKAH KAMU YANG HARUS MENJADI MISIONARISKU? UTUSANKU? AKU RASA… AKU TELAH MENYATAKANNYA DENGAN AMAT JELAS DALAM SETIAP KEBAKTIAN

Hei...sebentar, apa-apaan ini? Apakah ini hari “pengkritikkan- ku??” Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-MU untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.. AH..KAMU MEMANGGILKU. , JADI AKU DISINI.. TERUSKAN DOAMU, AKU TERTARIK DENGAN BAGIAN DOA SELANJUTNYA. KAMU BELUM MENGUBAH SUSUNAN DOAMU KAN? AYO…

Aku tidak mau… KENAPA TIDAK MAU...?

Aku tau apa yang akan Engkau katakan.. AYO, COBA DAN LIHATLAH…

Ampunilah segala dosaku.. Dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.. BAGAIMANA DENGAN ERWIN…?

Nah, betulkan, sudah kuduga.. Aku tau Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuha, ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia! TETAPI DOAMU? BAGAIMANA DENGAN DOAMU..?

Aku tidak bersungguh-sungguh.. BAIKLAH, SETIDAKNYA KAU BERKATA JUJUR. AKU PIKIR KAMU MEMANG SENANG MEMBAWA DENDAMMU ITU KEMANA-MANA, IYA KAN...?

Tidak..aku tidak suka. Tetapi, aku akan segera merasa puas saat dendamku itu terbalaskan. KAMU MAU TAU SUATU RAHASIA? Rahasia apa? KAMU TIDAK AKAN MERASA PUAS, MALAHAN AKAN SEMAKIN PARAH. DENGARKAN AKU, KAMU MEGAMPUNI ERWIN DAN AKU AKAN MENGAMPUNIMU.

Tetapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Erwin.... KALAU BEGITU, AKU JUGA TIDAK DAPAT MENGAMPUNIMU. .

Sungguh?? Apapun yang terjadi…? SUNGGUH, APAPUN YANG TERJADI. AH, KAMU BELUM SELESAI DENGAN DOAMU, TERUSKANLAH. .

Oh ya..bantulah aku untuk menguasai diriku, dan jauhkanlah aku dari pencobaan. BAGUS,BAGUS. . AKU AKAN MELAKUKANNYA, TETAPI KAMU SENDIRI, JAUHILAH TEMPAT-TEMPAT DIMANA KAMU DAPAT DENGAN MUDAH DICOBAI.. Apa maksud-MU Tuhan? BERHENTILAH BERKELIARAN DI RAK-RAK MAJALAH DAN MENGHABISKAN WAKTUMU DISANA. SEBAGIAN DARI YANG DITAWARKAN DISANA, CEPAT ATAU LAMBAT AKAN MEMPENGARUHIMU TIBA-TIBA SAJA KAMU SUDAH AKAN TERJERUMUS DALAM HAL-HAL YANG MENGERIKAN.. DAN JIKA ITU TERJADI, JANGAN MEMPERALATKU SEBAGAI PINTU KELUAR DARURAT. Pintu keluar darurat..? TENTU KAMU MENGERTI, KAU TELAH MELAKUKANNYA BERULANG KALI KAMU TERJERUMUS DALAM SITUASI GAWAT, KEMUDIAN KAMU DATANG KEPADA-KU, “TUHAN BANTULAH AKU KELUAR DARI MASALAH INI DAN AKU BERJANJI TIDAK AKAN MELAKUKANNYA.” SUNGGUH MENGHERANKAN, KEKHUSUKAN DAN KESUNGGUHAN DOAMU MENINGKAT DRASTIS APABILA KAMU DITIMPA MASALAH. INGATKAH KAMU SEBAGIAN DARI TAWAR-MENAWAR YANG KAMU COBA LAKUKAN DENGANKU?

Hmm..aku tidak.. Oh ya..ketika guruku memergokiku menonton film tentang…astaga! INGATKAH KAMU BAGAIMANA KAMU BERDOA? “YA TUHAN, JANGAN BIARKAN DIA MELAPORKAN PADA IBUKU. AKU BERJANJI MULAI SEKARANG TIDAK AKAN LAGI MENONTON FILM 17 TAHUN KE ATAS.” DIA TIDAK MELAPORKANNYA PADA IBUMU, TAPI KAMU TIDAK MENEPATI JANJIMU, YA KAN?

Tuhan aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal. BAIK, LANJUTKAN DOAMU..

Sebentar Bapa Aku ingin bertanya sesuatu kepada-MU.. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku? YA..SETIAP KATA..SETIAP SAAT..

Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya? BERAPA BANYAKKAH KESEMPATAN YANG KAMU BERIKA KEPADA-KU? TIDAK ADA CUKUP WAKTU ANTARA KATA “AMINMU” DAN KEPALAMU MENUMBUK BANTAL.. BAGAIMANA AKU DAPAT MENJAWABMU.. ?

Engkau dapat jika Engkau sungguh menghendakinya. TIDAK… AKU DAPAT HANYA JIKA KAMU “SUNGGUH” MENGHENDAKINYA ANAK-KU, AKU SELALU RINDU UNTUK BERBICARA DENGANMU..

Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku? SUDAH KUAMPUNI.. DAN TERIMAKASIH, SUDAH MENGIJINKANKU MENGINTERUPSIMU. KADANG-KADANG AKU BEGITU RINDU UNTUK DAPAT BERBICARA DENGANMU. SELAMAT MALAM, AKU MENGASIHIMU. . Selamat malam,

Bapa. Aku mengasihi-MU juga…

(Sumber: NN, miling list)

UMAT BUTUH GEMBALA BERINTEGRITAS DIRI

Membaca tulisan seorang biarawati dalam rubrik Antarkita (HIDUP Edisi 26 Desember 2004) kita pasti tersentak dan heran mengapa seorang pastor berkelit dan tidak menepati janjinya? Biarawati tersebut merasa kecewa dan mempertanyakan kesejatian diri seorang pastor alias integritas diri seorang pewarta suara Tuhan.

Barangkali kejadian yang sama banyak terjadi dalam bentuk lain pada para gembala kita yang tidak muncul ke permukaan umum. Sikap seorang gembala yang “pembohong” akan membawa citra buruk bagi para gembala kita. Tegakah kita mempunyai gembala demikian?
Pastor, imam atau gembala dalam benak umat adalah tokoh penting, pewarta suara Tuhan dan pemimpin umat? Umat sangat menghormati mereka. Bahkan hampir semua semua umat melihat imam atau pastor sebagai sosok yang mengetahui banyak hal teristimewa pengetahuan tentang Kitab Suci atau Sabda Tuhan, sehingga bila umat mengalami berbagai masalah dalam kehidupan langsung mendatangi pastornya.
Yang lebih dalam lagi, pastor atau gembala adalah alter Kristus, man of God dan pakar rohani dalam pikiran umat. Umat sangat simpatik dan respek kepada para imam justru karena tahbisan imamat yang diterimanya dan karena mereka adalah orang-orang terpilih yang sanggup menjadi imam. Setiap kali umat mengalami percekcokan, keretakan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya mereka langsung meminta nasehat dan petunjuk dari pastornya di paroki.
Bila banyak pastor atau gembala kita berperilaku seperti yang dialami oleh biarawati tersebut di atas, berapa banyak umat yang akan dikecewakan dan terkelabui?Tulisan ini tidak untuk mengurangi rasa hormat kepada para pastor yang adalah gembala, nabi dan imam kami. Para pastor juga manusia biasa seperti umat. Pastor bukan malaikat. Bedanya dengan umat adalah tahbisan imamat atau panggilan khusus kepada para imam untuk melaksanakan tugas kegembalaan bagi umat. Kita mau mengatakan bahwa umat membutuhkan teladan dari gembala dengan memiliki integritas diri dan kredibilitas. Umat butuh imam yang memberi kesaksian harmonisnya antara kata-kata dan teladan hidupnya.
Integritas diri adalah kesatuan dan keseimbangan kualitas pribadi yaitu cinta (love), ketegasan (assertion), kelemahan (weakness), dan strength (kekuatan). Kita memiliki integritas diri bila kualitas love, assertion, weakness dan strength beroperasi secara seimbang dalam diri individu. Dengan integritas diri yang dimilikinya, seseorang niscaya mampu mencintai sesama dengan cinta universal (agape). Ia juga pasti tegas pada nilai dan prinsip sebagai insan beriman. Ia berani mengakui kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya.
Menurut Dr. Dan Montgomery, praktisi konseling pastoral dalam bukunya Practical Counselling Tools for Pastoral Workers (Paulines, 1997: 11-15) menyebut Yesus Kristus sebagai model berkepribadian yang seimbang dan integral.Kristus diutus ke dunia untuk menyelamatkan dunia, bukan membinasakannya (bdk. Yoh 3:17). Yesus Kristus adalah pengasih jiwa umatNya, sumber kebaikan dan Pengampun. Karena kasihNya, Dia mengampuni wanita yang ketahuan berzinah dan menyelamatkan wanita itu dari ancaman lemparan batu oleh orang banyak. Inilah kasih Yesus.
Dalam karyaNya, Yesus tidak gampang condong ke dalam situasi dan kondisi sosial politik jamannya. Yesus justru berada di garda depan dalam menentang ketidakadilan penguasa yang menimpa umatNya. Dengan tegas, Dia melawan semua kebohongan atau hipokrisi yang ditunjukkan orang-orang Farisi. Dia mengusir para penukar uang dan pedagang yang menyalahgunakan Bait Suci. Yesus tegas pada nilai kebenaran Allah.
Di samping cinta dan ketegasanNya, Yesus adalah sama seperti kita umatNya yang memiliki kelemahan dan kekuatan. Yesus juga mengalami kengerian dan ketakutan ketika akan menghadapi penderitaan di kayu salib. Tetapi melalui kelemahanNya, Dia menjadi kurban hidup bagi umatNya. Yesus mati dalam kelemahanNya agar bangkit sebagai Pangeran Perdamaian yang mendamaikan umatNya dengan Allah. Sebagai kekuatanNya, segala kuasa sebagai Raja, Imam, dan Nabi diberikan kepadaNya. Dia adalah Nabi yang mewartakan Kebenaran Allah, Raja yang menggembalakan umat dan imam yang merayakan Ekaristi bagi umat. Dengan kuasaNya, Dia bangkit dari maut untuk memberikan kekuatan kehidupan bagi orang-orang percaya.
Model Kristus juga merupakan model dan teladan bagi para gembala kita, yang menggembalakan umat menuju keserupaan dengan Kristus. Dalam keseluruhan hidup idealnya, para imam menjadi teladan Kristus di tengah umatnya.Alangkah ironisnya bila banyak imam atau gembala mulai menjauh dari kesejatian tugasnya sebagai imam, raja dan imam bagi umatnya. Para imam adalah andalan umat satu-satunya yang paling dipercaya ketika ada masalah-masalah berat di tengah hidupnya. Bahkan umat dengan jujur dan terus terang menumpahkan segala isi hati dan kesulitannya kepada para imam justru karena kepakaran rohani, kepemimpinan dan keteladanannya.Kita patut mengacungkan jempol kepada para gembala yang setia pada tugasnya sebagai gembala, imam dan nabi. Mereka rela meninggalkan segala tugasnya demi mengabdi Kerajaan Allah. Sebaliknya, kita akan kecewa bila kita mendengar para gembala yang menyimpang dari natura panggilannya. Kami, umat Allah sangat membutuhkan imam yang bertintegritas diri dan kredibel di tengah semakin kompleksnya tantangan dan permasalahan hidup umat di era teknologi dan informasi canggih ini. Penulis adalah ,pemerhati masalah umat, tinggal di Jakarta

UNGKAPAN HATI MANTAN FRATER, MASIH DIPANDANG SEBAGAI ASET GEREJA?

Ketika saya sudah menjadi mantan frater, saya bertemu dengan teman-teman yang menjadi mantan room/ frater/ suster di ibukota, Jakarta. Pada umumnya mereka merasa “dibuang” atau dipandang sebelah mata oleh teman yang menjadi bagian dari hidup mereka ketika dulu masih bersama di dalam biara/ rumah. Saya terkejut dan prihatin, apakah mereke/ kami masih diakui eksistensi kami di Gereja? Bukankah kami bisa menjadi aset Gereja ketika berkarya di tengah masyarakat?

Tidak sedikit para mantan keluar dari rumah pendidikan atau biara secara baik-baik. Artinya mereka mengundurkan diri secara sopan. Dengan kata lain ‘permisi’ kepada pimpinannya, sebelum meninggalan “keromoannya, kefraterannya, kebruderannya, atau kesusterannya”.

Kami/ mereka seringkali dipandang sebelah mata ketika bertemu dengan para romo/ suster di paroki mereka berada. Kalau romonya sudah memandang dengan sebelah mata, biasanya umat juga memandang sebelah mata.Lain lagi, kasus seorang teman yang sudah dua tahun menjadi mantan frater, dia mengaku tidak dianggap orang ketika ingin temu kangen dengan para teman seangkatan ketika masih di Seminari Tinggi. Malahan teman yang sudah menjadi romo, mengernyitkan kening/ dahi didatangi mantan temannya.

MEMANG, tidak semua teman, kongregasi, ordo, tareka yang memandang sebelah mata para “saudara” mereka yang sudah menjadi mantan. Ada satu tarekat sejauh saya tahu, yang measih memperhatikan atau masih menganggap anggotanya sebagai “saudara”. Tarekat tersebut, memberikan tawaran pekerjaan atau sutdi karena memiliki daya intelektual yang cukup, meskipun diketahui seseorang itu akan keluar dari tareka.

Perhatian tersebut menjadi kekuatan baru untuk bisa mengabdi Gereja dengan kembali menjadi “awam” di tengah umat. Mereka yang diperhatikan tersebut bisa berkarya dengan menjadi garam dan terang dunia, serta menjadi tokoh awam penting yang disegani dan dibutuhkan umat. Barangkali sebagai contah tak usah disebut di sini.

Para mantan/ kami di luar tareka tersebut, memang tidak meminta untuk dicarikan pekerjaan/ atau distudikan, mungkin karena memiliki kemampuan intelektual. Kami hanya mau dipandang sebagai orang, atau bagian dari Gereja. Sekurang-kurangnya dianggap sebagai orang yang masih bisa mengabdi Gereja dengan cara berbeda.

Barangkali, citra para mantan identik dengan skandal, kasus negatif, pembangkang dan parasit yang mengelabui mata para atau cara pandang para teman kami yang masih dalam biara atau di dalam hirarki terhadap semua mantan. Tetapi apakah semua para mantan menjadi mantan karena citra negatif tersebut? TIDAK. Kebanyakan para mantan mengaku bahwa ke-keluar-an mereka dari biara adalah karena sudah menemukan jalan yang tepat dan berdaasar atas suka rela dan bebas, dan tidak mau memaksa diri di dalam. Mereka tidak mau tertekan batin di dalam rumah lama mereka.Setelah di luar, para mantan memang merasakan beratnya perjuangan memulai hidup baru. Ada yang luntang-lantung ke sana ke mari mencari pekerjaan. Bahkan ada yang diperlakukan tidak manusiawi ketika mencoba melamar pekerjaan. Namun, yang lebih pahit adalah ketika mereka ditolak oleh para “saudara” yang makan dan minum semeja dan tidur se rumah.

Perjalanan pahit tersebut menjadi cambuk dan menguatkan iman untuk mengabdi Gereja di tengah masyarakat. Namun, mereka sering kali mereka tidak dianggap lagi atau dipandang sebelah mata. Sebenarnya, bukankah para mantan bisa menjadi aset/ tokoh Gereja yang menjadi garam dan terang dunia dengan bekal pendidikan filsafat dan teologi serta pendidikan kepribadian yang diperolehnya?

Tulisan seorang mantan frater.