Salam Damai Kristus,

Sebuah kontribusi para mantan frater, pastor, suster, bruder, dll bagi pembangunan kehidupan bersama yang lebih baik. Kirimkan artikel apa saja yang mau ditampilkan pada blog ini ke email: mantan.frater09@gmail.com Atas kunjungannya, terima kasih.

Senin, 31 Mei 2010

CINTA DAN KERJA

Bekerja tanpa cinta, semua akan sia-sia. Ungkapan ini amat bermakna bagi semua orang yang bekerja. Untuk apa bekerja, kalau terpaksa? Untuk apa bekerja hanya karena paksaan atasan? Dengan cinta, bekerja menjadi asyik, makin hidup dan membawa kekuatan.

Bekerja adalah hakekat manusia. Manusia yang mempunyai pekerjaan akan dipandang lebih bermakna, berharga dan dihormati. Orang yang tidak bekerja, maaf, sering kurang dihormati. Dengan bekerjalah, seseorang bisa mengaktualisasikan diri untuk membangun diri, keluarga dan bangsa. Orang yang bekerja pantas makan, orang yang tidak bekerja tidak pantas makan.


Cinta adalah kekuatan tertinggi yang ada dalam diri manusia. Dengan cinta, kekerasan dilembutkan, kekakuan dicairkan. Demikian pula dalam hal pekerjaan, dengan cinta pekerjaan menjadi baik dan selesai memuaskan. Dengan cinta manusia melihat segalanya menjadi indah.


Maka patut direnungkan, bekerja tanpa cinta adalah sia-sia, kurang bermakna. Tanpa cinta, pekerjaan tidak berjalan dengan baik. Kekuatan cinta dan martabat pekerjaan dalam diri manusia merupakan kekuatan sinergis untuk membangun diri, keluarga, komunitas dan bangsa. Kiranya cinta menjiwai hidup kita semua karena cinta itu sendiri berasal dari SANG CINTA yaitu Allah atau Tuhan.


Minggu, 30 Mei 2010

BILA DOA BELUM DIKABULKAN

Ketika sedang mengikuti acara pembinaan rohani di sebuah hotel di pantai Anyer Banten pada akhir Mei 2010 ini, saya tertarik dengan pernyataan-pernyataan atau paparan seorang pastor, Albert Damean, MSC. Kalimat pernyataan itu berbunyi, “Iman bertumbuh bukan karena adanya mukjizat atau kalau doa kita langsung dikabulkan, tetapi percayalah bahwa Tuhan itu setia dalam segala suka dan duka kita”.

Kalimat itu menyentuh, dan saya tuliskan besar-besar dicatatanku. Pengalaman selama ini, ketika doa dikabulkan atau terjadi mukjizat dalam hidup seseorang, orang betapa bersemangat berdoa dan hidup, namun jika sebaliknya yang terjadi, doa tidak dikabulkan dan mukjizat tidak terjadi, orang menjadi malas berdoa, putus asa, berontak, dan tidak pernah lagi pergi ke tempat ibadat. Kalimat itu menguatkan saya dalam perjalanan hidup saya.


Sekiranya pun, bila doa kita tidak dikabulkan, maka saya harus bertanya kepada diri sendiri, apakah salah saya? Maka lebih baiklah banyak mengucapkan doa ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan daripada mengutuk atau memberontak.


Bersyukur atas hal-hal kecil yang ada pada hidup kita, atas kesehatan, atas orang tua dan sanak saudara, atas kebaikan orang lain, pekerjaan yang ada, dll, menunjukkan bahwa kita sudah menerima rahmat dan mukjizat dari Tuhan. Ingatlah dan percayalah bahwa Tuhan itu setia dalam suka dan duka kita, meski kita tidak setia. Itu yang saya rasakan.

Minggu, 28 Februari 2010

Mahatma Gandhi: “Saya Bisa Gila bila…”

Ketika saya iseng-iseng membaca buku Dale Carnegie (Gramedia, 1995), saya menemukan beberapa pendapat para tokoh penting dalam sejarah dunia tentang hidup beriman dan berpegang teguh pada pegangan hidup keagamaan.
Ibarat sebuah kapal laut di pelabuhan, ia membutuhkan jangkar di pelabuhan. Karena dengan jankar, kapal bisa kokoh meskipun ada badai, angin, ombak menghalau dia. Demikian pula, sebuah rumah yang dibangun di atas pasir akan gambang roboh bila hujan datang.
Terkait dengan masalah pegangan hidup, Carl Jung pernah berkata, “Selama tiga puluh tahun terakhir ini banyak orang berkonsultasi pada saya. Mereka datang dari segala penjuru dunia, terutama dari negara-negara yang sudah maju peradabannya. Ratusan pasien telah saya tangani. Semua pasien yang sudah setengah umur ke atas, yaitu yang usianya lebih dari 35 tahun, rata-rata menderita sakit keagamaan. Dengan perkataan lain dapat saya katakan bahwa mereka jatuh sakit karena mereka tidak memiliki lagi hal-hal yang diajarkan oleh agama. Dan tak seorang pun dari mereka dapat disembuhkan kembali kecuali kalau mereka dapat memiliki kembali pegangan hidup agamanya”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Willian James: “Iman adalah salah satu kekuatan hidup manusia. Tanpa iman hidup manusia akan hancur sama sekali”.
Yang lebih menarik lagi, seorang Mahatma Gandhi, pemimpin besar India melihat bahwa peran doa amat penting dalam kelangsungan hidupnya. Dalam bukunya seperti dikutip Dale Carnegie, ia menulis, “Tanpa doa saya pasti sudah lama gila”.Memlihat pemaknaan atas doa atau iman, atau agama dalam hidup mereka, maka kita pun disadarkan atas realitas hidup. Berangkat dari pengalaman mereka, sudah saatnya kita belajar memaknai hidup dan berpegang teguh pada iman atau doa atau agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Maka hidup kita menjadi tidak hancur. Ibarat orang yang mendirikan rumah di atas batu, akan kokoh kuat, karena pondasinya kuat.