Salam Damai Kristus,

Sebuah kontribusi para mantan frater, pastor, suster, bruder, dll bagi pembangunan kehidupan bersama yang lebih baik. Kirimkan artikel apa saja yang mau ditampilkan pada blog ini ke email: mantan.frater09@gmail.com Atas kunjungannya, terima kasih.

Minggu, 28 Februari 2010

Mahatma Gandhi: “Saya Bisa Gila bila…”

Ketika saya iseng-iseng membaca buku Dale Carnegie (Gramedia, 1995), saya menemukan beberapa pendapat para tokoh penting dalam sejarah dunia tentang hidup beriman dan berpegang teguh pada pegangan hidup keagamaan.
Ibarat sebuah kapal laut di pelabuhan, ia membutuhkan jangkar di pelabuhan. Karena dengan jankar, kapal bisa kokoh meskipun ada badai, angin, ombak menghalau dia. Demikian pula, sebuah rumah yang dibangun di atas pasir akan gambang roboh bila hujan datang.
Terkait dengan masalah pegangan hidup, Carl Jung pernah berkata, “Selama tiga puluh tahun terakhir ini banyak orang berkonsultasi pada saya. Mereka datang dari segala penjuru dunia, terutama dari negara-negara yang sudah maju peradabannya. Ratusan pasien telah saya tangani. Semua pasien yang sudah setengah umur ke atas, yaitu yang usianya lebih dari 35 tahun, rata-rata menderita sakit keagamaan. Dengan perkataan lain dapat saya katakan bahwa mereka jatuh sakit karena mereka tidak memiliki lagi hal-hal yang diajarkan oleh agama. Dan tak seorang pun dari mereka dapat disembuhkan kembali kecuali kalau mereka dapat memiliki kembali pegangan hidup agamanya”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Willian James: “Iman adalah salah satu kekuatan hidup manusia. Tanpa iman hidup manusia akan hancur sama sekali”.
Yang lebih menarik lagi, seorang Mahatma Gandhi, pemimpin besar India melihat bahwa peran doa amat penting dalam kelangsungan hidupnya. Dalam bukunya seperti dikutip Dale Carnegie, ia menulis, “Tanpa doa saya pasti sudah lama gila”.Memlihat pemaknaan atas doa atau iman, atau agama dalam hidup mereka, maka kita pun disadarkan atas realitas hidup. Berangkat dari pengalaman mereka, sudah saatnya kita belajar memaknai hidup dan berpegang teguh pada iman atau doa atau agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Maka hidup kita menjadi tidak hancur. Ibarat orang yang mendirikan rumah di atas batu, akan kokoh kuat, karena pondasinya kuat.