Salam Damai Kristus,

Sebuah kontribusi para mantan frater, pastor, suster, bruder, dll bagi pembangunan kehidupan bersama yang lebih baik. Kirimkan artikel apa saja yang mau ditampilkan pada blog ini ke email: mantan.frater09@gmail.com Atas kunjungannya, terima kasih.

Sabtu, 27 Juli 2013

Paus ingatkan pastor untuk turun membantu kaum miskin

Paus Fransiskus meminta para pemuka agama katolik pada Sabtu, untuk meninggalkan wilayah nyaman dan kemapanannya, keluar dan melayani kaum miskin serta mereka yang memerlukan.

"Kita tidak bisa terus diam di dalam lingkungan umat, di dalam masyarakat ketika begitu banyak orang menantikan pewartaan," katanya dalam kotbah pada misa di katedral Rio dalam kunjungannya ke Brasil, seperti dilansir Reuters.

Sejak terpilih sebagai Bapa Suci pada Maret lalu, sebagai Paus yang bukan orang Eropa dalam 1.300 tahun sejarah kepausan, Fransiskus memacu para pastor, biarawati dan uskup untuk mengurangi perhatian pada karir mereka di gereja tetapi lebih mendengar jeritan dan tangisan orang yang kelaparan baik material maupun spiritual.

"Tidak cukup dengan hanya membuka pintu untuk menyambut, tetapi kita harus melangkah keluar pintu dan menemui rakyat," katanya.

Dikenal sebagai "Kardinal daerah kumuh" di negara asalnya Argentina karena kebiasaannya blusukan ke daerah kumuh dan mengunjungi orang miskin, Fransiskus menyerukan ajakan kepada para imam untuk keluar dan berada di antara umat yang memerlukannya.

"Adalah di `favela` dan `vila miseria" kita mesti mencari dan melayani Kristus," katanya mengutip mendiang Bunda Theresa dari Kalkuta yang menggunakan nama-nama Brasil untuk menyebut rumah-rumah gubuk.

Fransiskus menolak tempat tinggalnya di Vatikan di istana Apostolik dan memilih tinggal di rumah tamu Vatikan yang sederhana serta makan di ruang makan umum.

Jutaan orang Brasil menyaksikan Paus sejak kedatangannya pada Senin untuk menghadiri jambore Orang Muda katolik yang dikenal dengan Hari Orang Muda.

Dalam kotbahnya di Katedral moderen yang berbentuk kerucut itu Paus Fransiskus meminta para imam dan biarawati untuk memberikan layanan kepada mereka yang memerlukan di jalanan dan di lingkungan-lingkungan yang sulit.

"Marilah kita melaksanakan tugas pastoral yang diperlukan, dimulai di daerah pinggiran, tempat terjauh dan mereka yang biasanya tidak ke gereja," katanya.

Pada Jumat malam di pantai Copacabana yang terkenal, Paus mendesak anak muda untuk ikut mengubah dunia, tempat dimana makananan dihambur-hamburkan sementara jutaan orang kelaparan, tempat dimana kekerasan rasial masih menghampiri manusia dan dimana politik lebih dekat dengan korupsi ketimbang pelayanan.

Paus juga memerintahkan agar kaca mobil di bagian samping dibuka dan kendaraannya berhenti beberapa kali untuk memberi kesempatan ia mencium bayi-bayi dan kanak-kanak, menjabat tangan, bahkan turun beberapa kali untuk berjalan sehingga membuat bingung para petugas keamanannya.

Hari Orang Muda berakhir pada Minggu dan Paus akan memimpin misa sebelum bertolak kembali ke Roma pada malam harinya.

(Antaranews.com - 27 Juli 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 25 Juli 2013

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM RANGKA HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-28

HOMILI PAUS FRANSISKUS PADA MISA DI BASILIKA BUNDA KITA YANG DIKANDUNG TANPA NODA DI APARECIDA, BRASIL, DALAM RANGKA HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-28, 24 Juli 2013

Para uskup dan para imam saudaraku,
Saudara dan saudari yang terkasih,

Betapa sukacita yang saya rasa ketika saya datang ke rumah Bunda dari setiap orang Brasil, Tempat Ziarah Bunda Maria di Aparecida! Sehari setelah pemilihan saya sebagai Uskup Roma, saya mengunjungi Basilika Santa Maria Utama di Roma, untuk mempercayakan pelayanan saya sebagai Penerus Petrus kepada Bunda Maria. Hari ini saya datang ke sini untuk meminta Maria Bunda kita untuk keberhasilan Hari Orang Muda Sedunia dan untuk menempatkan di kakinya kehidupan rakyat Amerika Latin.

Pertama-tama ada sesuatu yang ingin saya katakan. Enam tahun lalu Konferensi Umum Para Uskup Amerika Latin dan Karibia V diadakan di Tempat Ziarah ini. Sesuatu yang indah terjadi di sini, yang saya saksikan langsung. Saya melihat bagaimana para uskup - yang sedang membahas tema tentang menjumpai Kristus, pemuridan dan perutusan - merasa didorong, didukung dan dalam beberapa cara diilhami oleh ribuan peziarah yang datang ke sini hari demi hari untuk mempercayakan hidup mereka kepada Bunda Maria. Konferensi itu merupakan saat agung dari Gereja. Benar-benar dapat dikatakan bahwa Dokumen Aparecida lahir dari interaksi antara usaha-usaha para uskup dan iman sederhana dari para peziarah, di bawah perlindungan keibuan Maria. Ketika Gereja mencari Yesus, ia selalu mengetuk pintu Bundanya dan bertanya: "Tunjukkan kami Yesus". Dari Maria, Gereja belajar pemuridan sejati. Itulah sebabnya Gereja menjalani perutusan dalam jejak Maria.

Hari ini, memandang ke depan kepada Hari Orang Muda Sedunia yang telah membawa saya ke Brasil, saya juga datang mengetuk pintu rumah Maria - yang mengasihi dan membesarkan Yesus - sehingga ia dapat membantu kita semua, para gembala umat Allah, orang tua dan para pendidik, untuk menyampaikan kepada orang-orang muda kita nilai-nilai yang dapat membantu mereka membangun bangsa dan dunia yang lebih adil, bersatu dan bersaudara. Karena alasan ini saya ingin berbicara tentang tiga sikap sederhana: harapan, keterbukaan untuk dikejutkan oleh Allah, dan hidup dalam sukacita.

1. Harapan. Bacaan Kedua Misa menyajikan adegan dramatis: seorang perempuan - gambaran Maria dan Gereja - sedang dikejar-kejar oleh Naga - iblis - yang ingin melahap anaknya. Tetapi adegan bukan tentang kematian melainkan tentang kehidupan, karena Allah campur tangan dan menyelamatkan anak itu (bdk. Why 12:13a,15-16a). Berapa banyak kesulitan yang hadir dalam kehidupan setiap pribadi, di antara umat kita, di komunitas kita; namun seberapa besar hal ini mungkin tampak, Allah tidak pernah memperbolehkan kita menjadi kewalahan oleh kesulitan-kesulitan itu. Dalam menghadapi saat-saat keputusasaan yang kita alami dalam hidup, dalam upaya kita berevangelisasi atau mewujudkan iman kita sebagai orang tua dalam keluarga, saya ingin mengatakan dengan tegas: Kenali selalu dalam hatimu, bahwa Allah ada di sisimu; Ia tidak pernah meninggalkanmu! Marilah kita tidak pernah kehilangan harapan! Marilah kita tidak pernah memperbolehkannya mati dalam hati kita! "Naga", kejahatan, hadir dalam sejarah kita, tetapi tidak memiliki kendali. Sosok yang memegang kendali adalah Allah, dan Allah adalah harapan kita! Memang benar bahwa saat ini, sampai batas tertentu, semua orang, termasuk orang-orang muda kita, merasa tertarik oleh banyak berhala yang mengambil alih tempat Allah dan muncul untuk menawarkan harapan: uang, keberhasilan, kekuasaan, kesenangan. Seringkali rasa kesepian dan kekosongan yang tumbuh dalam hati banyak orang membawa mereka untuk mencari kepuasan dalam berhala-berhala fana itu. Saudara dan saudari terkasih, marilah kita menjadi terang harapan! Marilah kita menjaga pandangan positif tentang kenyataan. Marilah kita mendorong kemurahan hati yang adalah ciri khas dari kaum muda dan membantu mereka untuk bekerja secara aktif dalam membangun dunia yang lebih baik. Orang-orang muda adalah mesin yang kuat bagi Gereja dan bagi masyarakat. Mereka tidak memerlukan hal-hal jasmaniah saja, juga dan terutama, mereka perlu menegakkan bagi mereka nilai-nilai bukan jasmaniah yang adalah jantung rohaniah suatu rakyat, kenangan akan suatu rakyat. Dalam tempat ziarah ini, yang merupakan bagian dari kenangan akan Brasil, kita hampir dapat membaca nilai-nilai ini: spiritualitas, kedermawanan, solidaritas, ketekunan, persaudaraan, sukacita; semuanya adalah nilai-nilai yang memiliki akar terdalam dalam iman Kristiani.

2. Sikap kedua: keterbukaan untuk dikejutkan oleh Allah. Siapapun yang adalah pria atau wanita harapan - harapan besar yang diberikan iman kepada kita - tahu bahwa bahkan di tengah-tengah kesulitan Allah bertindak dan Ia mengejutkan kita. Sejarah tempat ziarah ini adalah contoh yang baik: tiga nelayan, setelah seharian tidak mendapatkan ikan, menemukan sesuatu yang tidak terduga di perairan Sungai Parnaíba: sebuah gambar Bunda Maria Yang Dikandung Tanpa noda. Siapa pun akan berpikir bahwa tempat perjalanan mencari ikan yang sia-sia akan menjadi tempat di mana semua orang Brasil bisa merasa bahwa mereka adalah anak-anak dari satu Bunda? Allah selalu mengejutkan kita, seperti anggur baru dalam Injil yang baru saja kita dengar. Allah selalu menyimpan yang terbaik untuk kita. Tetapi Ia meminta kita untuk membiarkan diri kita dikejutkan oleh kasih-Nya, menerima kejutan-Nya. Marilah kita mempercayai Allah! Terpisah dari Dia, Sang anggur sukacita, Sang anggur harapan, habislah. Jika kita mendekat kepada-Nya, jika kita tinggal bersama-nya, apa yang tampaknya menjadi air dingin, kesulitan, dosa, diubah menjadi anggur baru persahabatan dengan Dia.

3. Sikap ketiga: hidup dalam sukacita. Para sahabat terkasih, jika kita berjalan dalam pengharapan, membiarkan diri kita dikejutkan oleh anggur baru yang ditawarkan Yesus kepada kita, kita memiliki sukacita dalam hati kita dan kita tidak bisa gagal untuk menjadi saksi sukacita ini. Orang-orang Kristiani penuh sukacita, mereka tidak pernah muram. Allah ada di pihak kita. Kita memiliki bunda yang selalu berdoa untuk kehidupan anak-anaknya, bagi kita, seperti Ratu Ester dalam bacaan pertama (bdk. Est 5:3). Yesus telah menunjukkan kepada kita bahwa wajah Allah yakni wajah Bapa yang penuh kasih. Dosa dan maut telah dikalahkan. Orang-orang Kristiani tidak dapat pesimis! Mereka tidak terlihat seperti orang dalam perkabungan terus menerus. Jika kita benar-benar dalam kasih bersama Kristus dan jika kita merasakan betapa Ia mengasihi kita, hati kita akan "menyala" dengan suatu sukacita yang menyebar kepada semua orang di sekitar kita. Seperti dikatakan Paus Benediktus XVI : "Murid tahu bahwa tanpa Kristus, tidak ada terang, tidak ada harapan, tidak ada kasih, tidak ada masa depan" (Pesan Pembukaan, Konferensi Umum Para Uskup Amerika Latin dan Karibia V, Aparecida, 13 Mei 2007, 3).

Para sahabat yang terkasih, kita telah datang untuk mengetuk pintu rumah Maria. Ia telah membukakannya untuk kita, ia telah membiarkan kita masuk dan ia menunjukkan kepada kita Putranya. Sekarang ia meminta kita untuk "melakukan apa pun yang Ia katakan kepadamu" (Yoh 2:5). Ya, Bunda yang terkasih, kami berjanji untuk melakukan apa pun yang Yesus katakan kepada kami! Dan kami akan melakukannya dengan harapan, percaya pada kejutan Allah dan penuh sukacita. Amin.

http://pope-at-mass.blogspot.com/2013/07/homili-paus-fransiskus-pada-misa-di.html
Powered by Telkomsel BlackBerry®

KUNJUNGAN PAUS: Peringatkan Bahaya Legalisasi Narkoba

Paus Fransiskus (76) memperingatkan Amerika Latin untuk menentang legalisasi narkoba. Menurut pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu, kebijakan liberal melegalisasi narkoba tidak akan mengurangi persoalan.

Paus kelahiran Argentina itu mengangkat topik hangat tersebut, Rabu (24/7), setelah perayaan misa pertama dalam kunjungan sepekannya di Brasil.

Paus Fransiskus menyerukan sikap tegas melawan narkoba ketika bertemu pencandu narkoba yang tengah dirawat di ruang rehabilitasi Rumah Sakit Rio de Janeiro yang dikelola biarawan Fransiskan.

"Yang mengerikan dari perdagangan narkoba adalah hal itu memicu kekerasan dan memunculkan penderitaan dan kematian. Karena itu, dibutuhkan tindakan berani dari masyarakat secara keseluruhan," kata Paus Fransiskus. Menurut Paus, penurunan penyebaran dan pengaruh kecanduan narkoba tidak akan bisa dicapai jika ada liberalisasi penggunaan narkoba, seperti yang saat ini diusulkan di sejumlah negara Amerika Latin.

Narkoba telah menewaskan lebih dari 70.000 orang di Meksiko sejak 2006, sementara perdagangan narkoba terus berlanjut di Amerika Latin.

Wacana legalisasi
Presiden Guatemala mewacanakan legalisasi, sebuah visi yang juga dikemukakan mantan presiden di Brasil, Meksiko, dan Kolombia, tetapi hal itu ditentang Amerika Serikat dan Pemerintah Meksiko. Sementara Presiden Uruguay Jose Mujica telah mengusulkan legalisasi ganja di negaranya.

Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin itu memimpin misa di Basilika Our Lady Aparecida.

"Memang benar bahwa saat ini, sampai batas tertentu, semua orang, termasuk orang-orang muda kita, merasa tertarik pada banyak berhala yang mengambil tempat Allah dan muncul untuk menawarkan harapan: uang, kesuksesan, kekuasaan, kesenangan," katanya.

Maka, Paus mendesak umat Katolik menolak "berhala-berhala" tersebut.

Di Brasil, Paus juga menghadiri Festival Kaum Muda Katolik Sedunia (World Youth Day) yang dibuka Selasa lalu di Pantai Copacabana.

Diperkirakan 15.000 orang memadati basilika untuk misa hari Rabu lalu, sedangkan 200.000 orang terpaksa mengikuti misa di luar basilika. 

(Kompas cetak, 26 Juli 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 07 Juli 2013

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA PARA SEMINARIS DAN PARA NOVIS 7 JULI 2013

Paus Fransiskus menyampaikan homili pada Misa hari Minggu pagi 7 Juli 2013 bersama para seminaris dan para novis yang berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk menandai akhir konferensi empat hari tentang panggilan, kearifan dan pembentukan di Roma. Berikut adalah homili lengkap Bapa Suci pada Misa tersebut.

************************************************

Saudara dan saudari terkasih,
Kemarin saya merasa senang bertemu denganmu, dan hari ini sukacita kita bahkan lebih besar, karena kita telah berkumpul untuk Ekaristi pada Hari Tuhan. Kamu adalah para seminaris, para novis, orang-orang muda pada perjalanan panggilan, dari setiap bagian dari dunia. Kamu mewakili orang muda Gereja! Jika Gereja adalah Mempelai Kristus, Kamu dalam arti tertentu mewakili saat pertunangan, musim semi panggilan, musim penemuan, penilaian, pembentukan. Dan itulah musim yang sangat indah, yang di dalamnya landasan diletakkan untuk masa depan. Terima kasih sudah datang!

Hari ini sabda Allah berbicara kepada kita tentang perutusan. Dari mana perutusan berasal? Jawabannya sederhana: perutusan berasal dari suatu panggilan, panggilan Tuhan, dan ketika Ia memanggil orang-orang, Ia melakukannya dengan maksud untuk mengutus mereka keluar. Tetapi bagaimana seseorang yang diutus dimaksudkan untuk tinggal? Apa saja pokok acuan perutusan Kristiani? Bacaan-bacaan yang telah kita dengar mengusulkan tiga hal : sukacita penghiburan, Salib dan doa.

Unsur pertama: sukacita penghiburan. Nabi Yesaya sedang menyampaikan pesan kepada orang-orang yang telah melalui masa gelap pembuangan, suatu pencobaan yang sangat sulit. Tetapi sekarang saat penghiburan telah tiba bagi Yerusalem; kesedihan dan ketakutan harus memberi jalan kepada sukacita: "Bersukacitalah .... bersorak-soraklah ....bergiranglah bersama-sama dia", kata Sang Nabi (66:10). Undangan yang bagus untuk bersukacita. Mengapa? Karena alasan apa? Karena Tuhan akan mencurahkan atas Kota Suci dan penduduknya suatu "curahan deras" penghiburan, kelembutan seorang ibu: "Kamu akan digendong dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu" (ayat 12-13). Setiap orang Kristiani, terutama Anda dan saya, dipanggil untuk menjadi pembawa pesan pengharapan ini yang memberikan ketenangan dan sukacita: penghiburan Allah, kelembutan-Nya terhadap semua orang. Tetapi jika kita awalnya mengalami sukacita dihibur oleh-Nya, dikasihi oleh-Nya, maka kita dapat membawa sukacita itu kepada orang lain. Hal ini penting jika perutusan kita untuk menjadi berbuah: merasakan penghiburan Allah dan menyampaikannya kepada orang lain! Undangan Yesaya harus bergema dalam hati kita: "Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku" (40:1) dan harus mengarah pada perutusan. Orang-orang saat ini tentu membutuhkan kata-kata, tetapi kebanyakan dari mereka semua membutuhkan kita untuk menjadi saksi bagi belas kasihan dan kelembutan Tuhan, yang menghangatkan hati, menghidupkan harapan, dan menarik orang-orang ke arah kebaikan. Betapa sukacitanya membawa penghiburan Allah kepada orang lain!

Titik acuan perutusan yang kedua adalah Salib Kristus. Santo Paulus, menulis kepada jemaat di Galatia, mengatakan: "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (6:14). Dan ia berbicara tentang "tanda-tanda Yesus", yaitu, luka-luka Tuhan yang disalibkan, sebagai tanda balasan, sebagai tanda khusus hidup-Nya sebagai seorang Rasul Injil. Dalam karya pelayanannys Paulus mengalami penderitaan, kelemahan dan kekalahan, tetapi juga sukacita dan penghiburan. Inilah misteri Paskah Yesus: misteri kematian dan kebangkitan. Dan justru dengan membiarkan dirinya menjadi serupa dengan kematian Yesus maka Santo Paulus menjadi pengikut dalam kebangkitan-Nya, dalam kemenangan-Nya. Dalam saat kegelapan dan kesengsaraan, fajar cahaya dan keselamatan sudah hadir dan bekerja. Misteri Paskah adalah berdebarnya jantung perutusan Gereja! Dan jika kita tetap di dalam misteri ini, kita terlindung baik dari gambaran perutusan yang bersifat duniawi maupun yang bersifat kemenangan dan dari keputusasaan yang dapat dihasilkan dari kesengsaraan dan kegagalan. Kelimpahan pemberitaan Injil diukur bukan oleh keberhasilan atau kegagalan menurut kriteria evaluasi manusia, tetapi oleh menjadi serupa dengan logika Salib Yesus, yang merupakan logika melangkah ke luar diri sendiri dan menghabiskan diri sendiri, logika kasih. Itulah Salib - Salib yang selalu hadir bersama Kristus - yang menjamin kelimpahan perutusan kita. Dan dari Saliblah, tindakan tertinggi belas kasihan dan kasih, sehingga kita dilahirkan kembali sebagai "ciptaan baru" (Gal 6:15).

Akhirnya unsur ketiga: doa. Dalam Injil kita mendengar: "Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Luk 10:2). Para buruh untuk panenan tidak dipilih melalui kampanye iklan atau permintaan untuk pelayanan dan kemurahan hati, tetapi mereka "dipilih" dan "diutus" oleh Allah. Untuk ini, doa adalah penting. Gereja, sebagaimana sering ditegaskan oleh Paus Benediktus XVI, bukan milik kita, tetapi milik Allah; lahan untuk dibudidayakan adalah milik-Nya. Maka, perutusan terutama adalah tentang rahmat. Dan jika Rasul lahir dari doa, ia menemukan dalam doa cahaya dan kekuatan untuk tindakannya. Perutusan kita berhenti berbuah, bahwasanya, perutusan dipadamkan saat hubungan dengan sumbernya, dengan Tuhan, terganggu.

Para seminaris terkasih, para novis terkasih, orang-orang muda terkasih camkan panggilan Anda: "evangelisasi dilakukan pada lutut seseorang", ketika salah satu dari Anda mengatakan kepada saya lain hari. Jadilah selalu pria dan wanita doa! Tanpa suatu hubungan terus menerus dengan Allah, perutusan menjadi suatu pekerjaan. Resiko paham aktivis, terlalu banyak mengandalkan pada struktur, adalah sebuah bahaya yang selalu hadir. Jika kita memandang ke arah Yesus, kita melihat bahwa sebelum keputusan atau peristiwa penting apapun Ia memusatkan diri-Nya dalam doa yang intens dan berkelanjutan. Marilah kita memupuk dimensi kontemplatif, bahkan di tengah angin puyuh tugas yang lebih penting dan mendesak. Dan semakin perutusan memanggil kamu untuk pergi keluar ke pinggiran eksistensi, biarkan hatimu menjadi lebih erat bersatu dengan hati Kristus, puncak belas kasih dan kasih. Di sinilah letak rahasia kelimpahan seorang murid Tuhan!

Yesus mengutus para pengikut-Nya dengan tidak ada "bekal, pundi-pundi, kasut" (Luk 10:4). Penyebaran Injil tidak dijamin baik oleh jumlah orang, ataupun oleh kewibawaan lembaga, ataupun oleh jumlah sumber daya yang tersedia. Yang penting adalah diresapi oleh kasih Kristus, membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus dan mencangkokkan hidup miliknya sendiri kepada pohon kehidupan, yang adalah Salib Tuhan.

Sahabat-sahabat terkasih, dengan keyakinan yang besar saya mempercayakan kamu kepada perantaraan Maria yang Tersuci. Ia adalah Bunda yang membantu kita untuk mengambil keputusan hidup secara bebas dan tanpa rasa takut. Semoga ia membantu kamu untuk menjadi saksi bagi sukacita penghiburan Allah, untuk menyesuaikan dirimu dengan logika kasih dari Salib, untuk bertumbuh dalam kesatuan yang lebih dalam dengan Tuhan. Maka hidupmu akan menjadi kaya dan berlimpah! Amin.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
(Peter - milis APIK)
Powered by Telkomsel BlackBerry®