Salam Damai Kristus,

Sebuah kontribusi para mantan frater, pastor, suster, bruder, dll bagi pembangunan kehidupan bersama yang lebih baik. Kirimkan artikel apa saja yang mau ditampilkan pada blog ini ke email: mantan.frater09@gmail.com Atas kunjungannya, terima kasih.

Selasa, 25 Februari 2014

DIALOG ANTAR-IMAN: Empat Pemuda Perancis Menjelajah Dunia

BAGI sebagian orang, empat pemuda Perancis—Samuel Grzybowski, Ismael Medjdoub, Josselin Rieth, dan Victor Grezes—ini melakukan suatu hal impian: berkelana keliling dunia. Namun, ada tambahan yang membuat perjalanan anak-anak muda berusia 19-21 tahun ini lebih mengasyikkan daripada sekadar keliling dunia: ini perjalanan antar-iman atau interfaith tour, sebuah perjalanan dengan makna.

Berangkat dari Paris delapan bulan lalu, mereka (seorang Muslim, seorang Katolik, seorang ateis, dan seorang agnostik) mengunjungi Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia sebelum ke Australia, Amerika Selatan dan Amerika Utara dan kembali ke Paris akhir April. Mereka tinggal seminggu sampai sebulan di sebuah negara, bertemu, berbincang, dan mewawancara orang-orang yang terlibat dalam ikhtiar antar-iman. Setiap Rabu, mereka melaporkan ringkasan perjalanan pekan itu dalam artikel dan video berdurasi sekitar tiga menit yang dipasang di laman perjalanan tersebut, www.interfaithtour.com.

Grzybowski (20), mahasiswa sejarah Universitas Sorbonne, Paris, mengatakan bahwa proyek ini merupakan gagasan tiga pihak, yaitu SparkNews, lembaga yang mengembangkan jurnalisme berdampak yang menawarkan solusi; Coexister, sebuah gerakan muda antar-iman Perancis; dan anak-anak muda petualang.

Ada tiga tujuan proyek ini, kata anak muda yang juga Ketua Coexister itu, yaitu meningkatkan kesadaran akan ikhtiar antar-iman, menghubungkan para pelaku ikhtiar itu, dan riset.

Dua tujuan pertama bisa dilakukan sementara mereka melakukan perjalanan keliling dunia itu, sedangkan tujuan ketiga akan diupayakan sepulangnya mereka dengan membawa begitu banyak bahan mentah. "Ketika di Nairobi, kami menemukan para pelaku ikhtiar antar-iman itu tidak saling kenal, padahal tempat mereka berdekatan. Kami berupaya saling menghubungkan para pelaku itu," ujar mereka.

Adanya seorang ateis dan seorang agnostik dalam tim mereka, dijelaskan oleh Grezes dan Rieth, yang mengatakan bahwa populasi Perancis terbagi tiga hampir sama besar, yaitu orang yang beragama, orang yang agnostik, dan orang yang ateis. "Jadi penting bagi kami untuk terlibat dalam proyek ini. Ikhtiar antar-iman adalah sebuah alat untuk membangun kohesi sosial di Perancis dan ketiga kelompok itu harus diikutsertakan," kata mereka. "Proyek ini sangat sekuler. Gagasannya adalah bagaimana tetap mempertahankan identitas diri dan menghormati identitas orang lain sepenuhnya."

Dalam perbincangan mengenai pengalaman perjalanan mereka di Institut Francais Indonesia di Jakarta, Selasa pagi, anak-anak muda yang telah sepekan di Jakarta itu ditanya di mana hubungan antar-iman sangat harmonis. Grzybowski menyebut tiga tempat, di antaranya Burkina Faso, negara di Afrika Tengah yang dikelilingi negara-negara berkonflik. Negara dengan lebih dari 60 kelompok sosiokultural berbeda itu hidup bersama dengan damai antara lain dengan kebiasaan "kerabat bercanda" (parente a plaisanterie) mereka. Lewat hubungan bercanda, konflik diredakan, kegembiraan ditingkatkan, dan kohesi sosial dirasakan. (DIah marsidi)

Sumber: Kompas cetak edisi 26 Februari 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pope issues letter to families

(Vatican Radio) Pope Francis issued a letter to Families on Tuesday in which he asks for prayers for the upcoming Extraordinary General Assembly of the Synod of Bishops, which is being convened to discuss the theme of "pastoral challenges to the family in the context of evangelization".

Below please find the Pope's letter in English.

Dear families,

With this letter, I wish, as it were, to come into your homes to speak about an event which will take place at the Vatican this coming October. It is the Extraordinary General Assembly of the Synod of Bishops, which is being convened to discuss the theme of "pastoral challenges to the family in the context of evangelization". Indeed, in our day the Church is called to proclaim the Gospel by confronting the new and urgent pastoral needs facing the family.

This important meeting will involve all the People of God – bishops, priests, consecrated men and women, and lay faithful of the particular Churches of the entire world – all of whom are actively participating in preparations for the meeting through practical suggestions and the crucial support of prayer. Such support on your part, dear families, is especially significant and more necessary than ever. This Synodal Assembly is dedicated in a special way to you, to your vocation and mission in the Church and in society; to the challenges of marriage, of family life, of the education of children; and the role of the family in the life of the Church. I ask you, therefore, to pray intensely to the Holy Spirit, so that the Spirit may illumine the Synodal Fathers and guide them in their important task. As you know, this Extraordinary Synodal Assembly will be followed a year later by the Ordinary Assembly, which will also have the family as its theme. In that context, there will also be the World Meeting of Families due to take place in Philadelphia in September 2015. May we all, then, pray together so that through these events the Church will undertake a true journey of discernment and adopt the necessary pastoral means to help families face their present challenges with the light and strength that comes from the Gospel.

I am writing this letter to you on the Feast of the Presentation of the Lord in the Temple. The evangelist Luke tells us that the Blessed Mother and Saint Joseph, in keeping with the Law of Moses, took the Baby Jesus to the temple to offer him to the Lord, and that an elderly man and woman, Simeon and Anna, moved by the Holy Spirit, went to meet them and acknowledged Jesus as the Messiah (cf. Lk 2:22-38). Simeon took him in his arms and thanked God that he had finally "seen" salvation. Anna, despite her advanced age, found new vigour and began to speak to everyone about the Baby. It is a beautiful image: two young parents and two elderly people, brought together by Jesus. He is the one who brings together and unites generations! He is the inexhaustible font of that love which overcomes every occasion of self-absorption, solitude, and sadness. In your journey as a family, you share so many beautiful moments: meals, rest, housework, leisure, prayer, trips and pilgrimages, and times of mutual support… Nevertheless, if there is no love then there is no joy, and authentic love comes to us from Jesus. He offers us his word, which illuminates our path; he gives us the Bread of life which sustains us on our journey.

Dear families, your prayer for the Synod of Bishops will be a precious treasure which enriches the Church. I thank you, and I ask you to pray also for me, so that I may serve the People of God in truth and in love. May the protection of the Blessed Mother and Saint Joseph always accompany all of you and help you to walk united in love and in caring for one another. I willingly invoke on every family the blessing of the Lord.

Sumber: http://en.radiovaticana.va/news/2014/02/25/pope_issues_letter_to_families/en1-776311

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 23 Februari 2014

Gembala Baru Keuskupan Bogor

"Terimalah saya sebagai saudara, seperti Anda saya terima sebagai saudara," kata Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dalam misa perdana pontifikal di Gereja Santa Perawan Maria Katedral Bogor, Minggu (23/2).
Mgr Paskalis ditahbiskan menjadi Uskup Bogor pada Sabtu (22/2), di Sentul International Convention Center. Ia menggantikan Mgr Michael Cosmas Angkur OFM yang memasuki masa pensiun. Upacara penahbisan dihadiri kardinal dan 41 uskup seluruh Indonesia, wali kota terpilih Bogor Bima Aria, para ulama pesantren, dan sekitar 100.000 umat Katolik.

Paskalis, yang ditunjuk Paus Fransiskus pada 21 November 2013 untuk menjadi Uskup Bogor, mengatakan, umat perlu menerima satu sama lain. Bukan karena satu suku, agama, ras, antargolongan, melainkan dipercaya oleh Allah Yang Satu, Allah Yang Sama.

Paskalis, lahir di Ranggu, Kuwus, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada 17 Mei 1962. Ia menuturkan, rasa syukur tetap perlu terus dipanjatkan, khususnya oleh umat di Bogor. Sebab, Bogor dikaruniai alam yang indah. Karena itu, jagalah agar selalu dalam suasana adil, damai, dan lingkungan lestari. "Contoh kecil, jangan buang sampah sembarangan," kata Paskalis.

Mgr Antonio Guido Filipazzi, Nuncius Apostolik dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, mengajak umat perlu tekun berdoa untuk uskup dan keuskupan sehingga Gereja dapat berkembang dalam persekutuan misi dalam Gereja Universal yang dipimpin Paus Fransiskus untuk kebaikan seluruh umat manusia.

Keuskupan Bogor membentang dari Bojonegara, Serang, Banten, di pantai utara sampai Sindang Barang, Cianjur, Jawa Barat, di pantai selatan. Di wilayah yang meliputi enam kabupaten/kota di Banten dan Jabar, ada 90.000 umat Katolik Roma.

Sebelumnya, Mgr Paskalis adalah anggota Dewan Penasihat Ordo Fransiskan Dunia Wilayah Asia dan Oseania. Paskalis juga pernah menjabat Minister Provinsial Fransiskan Indonesia. Keuskupan Bogor bukan hal baru bagi Mgr Paskalis yang menerima tahbisan imamat di Paroki Cipanas, 2 Februari 1991. (BRO)

Sumber: Kompas Cetak 24 Februari 2014)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 17 Februari 2014

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2014: “Dipilih Untuk Melayani”

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

Para Ibu/Bapak,

Suster/Bruder/Frater,

Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus,

1. Bersama dengan seluruh Gereja, kita akan memasuki masa Prapaskah pada Hari Rabu Abu, tanggal 5 Maret yang akan datang. Menjelang masa Prapaskah ini, kita terhenyak oleh rentetan bencana alam yang datang bertubi-tubi: banjir yang melanda banyak tempat, letusan gunung-gunung, tanah longsor dan gempa bumi membuat kita semua prihatin dan berduka. Semua bencana itu menyisakan kesengsaraan ratusan ribu orang yang kehilangan sanak-saudara, rumah, harta-benda, dan mata pencaharian. Hati kita sesak melihat saudari-saudara kita itu harus hidup di tempat-tempat pengungsian sambil menatap dengan khawatir masa depan mereka. Bencana alam ini seringkali terkait erat dengan bencana moral seperti keserakahan, korupsi, kebohongan publik, rekayasa politik kekuasaan yang pasti tak kalah mengkhawatirkan dan membahayakan negara dan bangsa.

2. Sabda Tuhan pada hari ini berbicara mengenai kekhawatiran. "Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai." (Mat 6:25) Bagaimanakah sabda Tuhan ini kita mengerti? Bukankah hidup kita senantiasa diwarnai dengan kekhawatiran? Bukankah kekhawatiran itu merupakan tanda kepedulian kita terhadap persoalan hidup? Para pengungsi mengkhawatirkan masa depan hidup mereka. Kita pun mengkhawatirkan mereka dan juga masa depan kita sendiri dan anak-anak kita. Kita khawatir akan kemiskinan yang semakin meningkat, kejahatan yang merajalela, moralitas yang semakin rendah. Kita khawatir akan krisis kemanusiaan, krisis kepemimpinan, dan krisis-krisis yang lain, termasuk krisis ekologi yang mengancam lingkungan hidup kita. Kekhawatiran semacam ini merupakan akibat dari sikap peduli yang berasal dari Tuhan yang menyentuh hati kita, menggugah keprihatinan, dan mendorong kita untuk melakukan sesuatu.

3. Lalu apa yang dimaksud dengan "khawatir"dalam sabda Tuhan hari ini? Pada bagian awal kutipan dinyatakan bahwa kesetiaan kepada Allah tidak mungkin dipegang bersamaan dengan kesetiaan kepada Mamon. "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Mat. 6:24). Dengan latar belakang ini kita sampai pada kesimpulan bahwa kekhawatiran yang dimaksud di dalam sabda Tuhan adalah kekhawatiran yang menggeser kepercayaan kita kepada Allah dan menggantikannya dengan Mamon, yaitu harta milik, uang. Banyak orang begitu khawatir akan masa depan mereka sehingga bersikap serakah dengan mengambil keuntungan setinggi-tingginya dalam usaha, mengumpulkan sebanyak-banyaknya harta dengan cara apapun, termasuk cara yang tidak terpuji. Kekhawatiran yang membawa kepada keserakahan mencerminkan ketidakpercayaan kita kepada Allah. Hidup tidak lagi diabdikan untuk kesejahteraan bersama, tetapi untuk menimbun harta; orang bekerja bukan untuk hidup, tetapi untuk mengumbar keserakahan yang adalah berhala (Bdk. Ef 5:5). Kepada orang-orang yang khawatir dan bersikap serakah semacam ini, Yesus bersabda: "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga." Kekhawatiran yang memicu keserakahan tidak akan memunculkan kepedulian, tetapi justru akan menumpulkan kepekaan sosial, membunuh hati nurani dan menjauhkan siapa pun dari Tuhan dan sesama.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

4. Sejalan dengan keinginan kita untuk menjalani tahun ini sebagai tahun pelayanan, tema yang dipilih untuk Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2014 pada masa Prapaskah ini ialah "Dipilih Untuk Melayani". Tema ini bisa dibaca dalam dua konteks.

4.1. Dalam konteks gerejawi, memilih dan melayani adalah dua kata yang amat dekat dengan jatidiri kita sebagai murid-murid Kristus. Seperti halnya para murid Yesus yang pertama, kita semua adalah pribadi-pribadi yang terpanggil dan terpilih (bdk Mat 4:18-22). Kita tidak pernah boleh mengatakan, "kebetulan saya juga Katolik". Keyakinan bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang dipilih dan dipanggil seharusnya membuat kita menjadi warga Gereja yang bangga dengan jatidiri kita sebagai murid-murid Kristus. Sementara itu kita juga sadar bahwa kita dipanggil dan dipilih tidak demi kepentingan diri kita sendiri, melainkan untuk mengikuti Yesus yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan hidup demi sesama, demi kebaikan bersama (bdk Mat 20:28). Semoga pesan-pesan iman yang disampaikan lewat tema APP 2014 ini mendorong kita semua untuk "khawatir" dalam arti yang positif, untuk mengasah suara hati dan mengembangkan kepedulian sosial yang berbuah dalam bentuk-bentuk pelayanan yang semakin kreatif.

4.2. Dalam konteks tahun politik, tema itu dikaitkan dengan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 ini. Diharapkan semua umat Katolik menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk tanggungjawab sebagai warga negara yang baik. Kita memilih dengan cerdas dan menurut suara hati calon-calon yang jelas akan melayani kepentingan atau bekaikan bersama, bukan yang lain. Semoga mereka yang akan terpilih tidak menggantikan Pancasila dengan mamon. Semoga mereka terdorong oleh kekhawatiran yang melahirkan kepedulian dan kemurahan hati, bukan kekhawatiran yang melahirkan keserakahan.

4.3. Sementara itu kita perlu yakin juga bahwa status kita sebagai warga negara Indonesia adalah juga pilihan dan panggilan. Keyakinan ini akan mendorong kita semua untuk semakin menyadari bahwa kita merupakan bagian dari suatu Bangsa dan Negara, yaitu Indonesia. Kita hidup di alam Indonesia sebagai satu bangsa, menggunakan satu bahasa pemersatu walaupun kita berbeda satu sama lain. Sebagai bangsa, kita dipersatukan oleh sejarah yang sama di masa lampau dan cita-cita yang sama mengenai masa depan. Kita juga tahu bahwa cita-cita bangsa Indonesia termuat dalam kelima sila Pancasila. Oleh karena itu setiap bentuk kegiatan atau pelayanan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang amat mulia dan luhur, pastilah juga merupakan bentuk perwujudan iman kita.

5. Untuk memperkaya bekal kita memasuki masa Prapaskah, kita juga ingin belajar dari pesan Paus Fransiskus untuk Masa Prapaskah ini. Judul pesan Paus adalah "Ia telah menjadi miskin supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (Bdk 2 Kor 8:9). Ini adalah landasan rohani yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus agar mereka murah hati dalam membantu saudari-saudara mereka di Gereja Induk Yerusalem yang membutuhkan bantuan karena mereka miskin. Menurut Paus, selain kemiskinan material, berkembang juga pada jaman kita ini kemiskinan moral dan kemiskinan spiritual. Miskin material berarti tidak terpenuhinya hak-hak dan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Miskin moral berarti menjadi budak dosa. Miskin spiritual berarti meninggalkan Allah dan mengabdi Mamon serta kawan-kawannya. Dalam ketiga lapangan kemiskinan itu, kita diundang untuk menjadi "hamba-hamba Kristus dan pengurus rahasia Allah" (1 Kor 4:1), artinya menjadi saksi-saksi kekayaan Kristus yang seluruh hidup-Nya dijalani demi keselamatan manusia seutuhnya dan kemuliaan Allah.

6. Akhirnya bersama-sama dengan para imam dan semua pelayan umat saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para Ibu/Bapak/Suster/Bruder/Frater/Kaum Muda/Remaja dan Anak-anak sekalian, yang dengan peran berbeda-beda telah ikut mengemban tanggung jawab sejarah Keuskupan Agung Jakarta. Para perintis dan pendahulu kita telah menulis sejarah – artinya meletakkan dasar dan mengembangkan – Keuskupan kita tercinta ini menjadi seperti sekarang ini. Sekarang kitalah yang mesti mengemban tanggung jawab sejarah itu. Marilah berbagai pelayanan sederhana yang kita lakukan dan prakarsa-prakarsa kreatif yang kita usahakan, kita hayati sebagai wujud pelayanan dan pertobatan kita yang terus-menerus, khususnya di masa Prapaskah ini. Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda sekalian, keluarga-keluarga dan komunitas Anda.

+ I. Suharyo

Uskup Keuskupan Agung Jakarta.

Sumber: kaj.or.I'd 
Powered by Telkomsel BlackBerry®














Jumat, 14 Februari 2014

Paus Fransiskus: Langgengkan Pernikahan dengan 3 Ungkapan Sederhana!

Paus Fransiskus, Jumat (14/2/2014), menawarkan resep sederhana untuk pernikahan langgeng. Di depan 25.000 sejoli, Paus menyebutkan resep itu hanya berupa tiga ungkapan sederhana.

"(Yaitu) silakan, terima kasih, dan maaf," sebut Paus. Kepada para calon pengantin yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Paus mengatakan ungkapan yang sopan, terima kasih, dan penyesalan akan membawa melestarikan pernikahan dan meningkatkan cinta dari waktu ke waktu.

"Jangan mengakhiri hari tanpa membuat perdamaian," ujar Paus. Menurut Paus, bila pasangan mengakhiri satu hari saja dalam pernikahan tanpa perdamaian, maka pernikahan tersebut akan menjadi keras dan dingin. "Dan menjadi sulit untuk berdamai pada hari berikutnya."

Paus Fransiskus telah beberapa kali menemui pasangan muda untuk memberi nasihat pernikahan. Konsultasi pernikahan di gereja, sebelum maupun setelah pernikahan, adalah tema yang dia harapkan akan terus dieksplorasi, disampaikannya dalam pertemuan pada Oktober 2013.

Dalam beberapa kesempatan, Paus Fransiskus menyesalkan banyaknya pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Dia menduga fenomena perceraian itu bersumber pada "budaya hubungan sementara" yang membuat orang-orang enggan membuat komitmen seumur hidup.

Semula pertemuan ini direncanakan digelar di dalam auditorium Vatikan. Namun, respons pasangan segera menikah untuk ikut dalam pertemuan ini ternyata membludak. Pejabat Vatikan memperkirakan tak kurang dari 25.000 pasangan dari 30 negara ada di Lapangan Santo Petrus, pada petang cerah setelah kawasan itu diterpa hujan selama berpekan-pekan.

Paus Fransiskus menyisipkan pesan, bahwa setiap orang pasti membuat kesalahan dan tak ada satu orang pun yang sempurna, keluarga yang sempurna, maupun suami atau istri yang sempurna. "Dan jangan pernah berbicara tentang ibu mertua yang sempurna," canda dia dalam pesannya.


Penulis: Palupi Annisa Auliani
Editor: Palupi Annisa Auliani

Sumber: http://internasional.kompas.com/read/2014/02/15/0156358/Paus.Fransiskus.Langgengkan.Pernikahan.dengan.3.Ungkapan.Sederhana.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 12 Februari 2014

Pembunuhan Terencana, Mantan Pastor Dihukum Mati

Mahkamah Agung (MA) melalui majelis kasasi menghukum mati mantan pastor Herman Jumat Hasan. Putusan ini diketuk hari ini oleh majelis kasasi yang terdiri dari hakim agung Timur Manurung, Gayus Lumbuun, dan Dudu Duswara.

Berita ini dibenarkan oleh Hakim Agung Gayus Lumbuun bahwa adanya putusan bahwa Mahkamah Agung (MA) telah menghukum mati mantan Pastur, Herman Jumat Hasan lantaran terbukti telah melakukan pembunuhan berencana.

Hakim Agung Gayus Lumbuun mengatakan bahwa vonis terhadap pelaku pembunuhan berencana memang perlu dilakukan. Hal ini sebagai efek jera agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari.

"Saya sampaikan, hakim-hakim pada umumnya tidak terkait dengan pro kontra hukuman mati. Saya nggak pro hukuman mati," kata Gayus saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Namun untuk hal-hal seperti ini, menurutnya, perlu efek penjeraan. Supaya publik tidak mudah merencanakan sesuatu pembunuhan yang sekarang marak dimana-mana. 

"Putusan ini perlu dan patut diterapkan," lanjutnya.

Dalam pertimbangan, majelis kasasi menyatakan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terbukti Herman melanggar Pasal 340 KUHP jo Pasal 65 ayat (1), yakni telah melakukan pembunuhan berencana. Selain itu, terbukti melanggar Pasal 338 KUHP jo Pasal 65 ayat (1), mantan Pastur ini juga terbukti menyembunyikan mayat agar kematiannya tidak diketahui orang. Putusan majelis kasasi ini sekaligus membatalkan putusan seumur hidup terhadap Herman di Pengadilan Negeri Maumere dan Pengadilan Tinggi Kupang.

Pembunuhan tersebut dilakukannya, terhadap dua orang bayi hasil selingkuhan bersama seorang suster Merry Grace. 
"Pastur berhubungan dengan biarawati suster Merry Grace. Hamil. Bayi pertama, keluar lalu dicekik. Lalu dikubur di depan rumah," kata sumber di MA, di Jakarta.

Tak hanya itu, pada saat hamil kedua, anak yang dikandung oleh suster Merry tersebut, juga meninggal tanpa sebab yang pasti. Bayi itu meninggal, lalu dikubur di depan rumah, disamping mayat bayi pertama. Suster Merry pun akhirnya meninggal akibat pendaharan saat melahirkan bayi kedua dengan umur 7 bulan. Tidak ada upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Pastur Herman terhadap biarawati itu. Pastur Herman tidak membawa ke rumah sakit untuk meminta pertolongan.

Jenazah biarawati itu kemudian dikubur di depan rumah, di samping mayat dua bayi sebelumnya. Inilah yang membuat Pastur Herman terbukti melakukan pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal. in


Sumber: http://www.surabayapagi.com/index.php?read=Pembunuhan-Terencana,-Mantan-Pastor-Dihukum-Mati;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829624531347df0bdb98c3921736eb0c81049